a. Unsur
1). Penjelasan Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan cara kimia biasa. Saat ini sudah ditemukan 116 unsur yang terdiri dari 92 unsur yang berasal dari alam, dan sisasnya unsur buatan (rekayasa).
2). Jenis-jenis Unsur
a. Logam
Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa berwujud cair. Logam mempunyai ciri-ciri:
- Mengkilap
- Mengantar panas dan listrik dengan baik (konduktor)
- Dapat ditempa atau dibentuk serta lentur sehingga dapat diregangkan
Contoh logam: besi, emas, alumunium, perak, tembaga, dan lain-lain.
b. Non logam
Unsur non logam ada yang berwujud padat, cair, dan gas pada suhu kamar. Selain dengan logam, unsur nonlogam dapat bereaksi dengan sesamanya membentuk senyawa. Di antaranya: air (H2O), karbondioksida (CO2) dan belerang trioksida (SO3).
Unsur-unsur non logam mempunyai sifat-sifat:
- Tidak mengkilap
- Mempunyai titik leleh rendah, densitas rendah, dan rapuh
- Bukan penghantat panas dan listrik yang baik (isolator), kecuali grafit.
- Semi logam
Semi logam adalah unsur yang mempunyai sifat di antara logam dan non logam, dan berpedan sebagai semi konduktor. Contohnya: Baron (B), silikon(Si), Arsen (As), dan lain-lain.
b. Senyawa
Senyawa adalah zat murni yang terbentuk dari dua atau lebih unsur melalui raksi kimia. Sesuai dengan Hukum Perbandingan Tetap (Proust) yang menyatakan bahwa senyawa tersusun dari unsur-unsurnya dengan perbandinga massa yang tetap. Contoh senyawa sederhana: air, garam dapur (natrium klorida), gula tebu (sukrosa).
c. Campuran
Campuran adalah kumpulan atau gabungan dari beberapa zat dimana antara zat satu dengan lainnya tidak saling bereaksi. Campuran dapat dibagi menjadi:
1) Campuran Homogen
Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh bagiannya sehingga komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi. Campuran homogen disebut juga sebagai larutan yang terdiri dari dua jenis komponen yaitu zat terlarut dan perlarut. Contoh: dalam larutan gula, air sebagai pelarut dan sebagai zat terlarut.
2) Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serba sama sehingga komponen-komponen penyusunnya masih dapat dibedakan. Misalnya campuran antara air dengan pasir disebut sebagai campuran heterogen. Dalam campuran heterogen, zat terlarut dan pelarut masih dapat dibedakan. Untuk dapat membedakan unsur, senyawa, dan campuran dapat dilihat dari perbedaan sifat-sifatnya, sebagai berikut.
No | Sifat | Unsur | Senyawa | Campuran |
1 | Jenis zat | Zat tunggal | Zat tunggal | Bukan zat tunggal |
2 | Ukuran partikel | Atom / molekul | Molekul | Molekul/atom atau kumpulan molekul |
3 | Sifat asal zat penyusun | Tetap sama | Tidak ada lagi | Masih tatap ada |
4 | Cara penulisannya | Lambang atom | Rumus molekul | Tidak ada |
5 | Cara memisahkan zat penyusun | Tidak dapat dipisahkan | Hanya dapat dipisahkan secara kimia | Dapat dipisahkan secara fisis |
3) Larutan Asam, Basa, dan Garam
ASAM
Definisi sederhana dari asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+). Secara umum sifat-sifat asam adalah:
- Memiliki rasa asam.
- Mengubah lakmus biru menjadi merah
- Dapat menghantar listrik
- Bersifat korosif terhadap logam
Berdasarkan daya ionisasinya, asam dibagi menjadi 2 yaitu asam kuat (terionisasi sempurna dalam air) dan asam lemah (terionisasi sebagian dalam air). Yang tergolong asam kuat adalah :
- Asam klorida (HCl)
- Asam bromida (HBr)
- Asam Ionida (HI)
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam nitrat (HNO3)
- Asam perklorat (HClO4)
Yang tergolong asam lemah adalah:
- Asam sianida (HCN)
- Asam karbonat (H2CO3)
- Asam sulfida (H2S)
- Asam fosfat (H3PO4)
- Asam cuka (CH3COOH)
Asam dapat dihasilkan dari reaksi antara oksida asam (oksida non logam) dengan air.
Contoh:
SO3 + H2O → H2SO4
N2O5 + H2O → HNO3
P2O5 + H2O → HPO4
BASA
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH–). Secara umum, sifat-sifat basa adalah :
- Terasa licin jika terkena kulit
- Mengubah lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
- Dapat menetralkan asam
Berdasarkan daya ionisasinya, basa dapat dibagi menjadi 2 yaitu basa kuat (dapat terionisasi sempurna dalam air) dan basa lemah (terionisasi sebagian dalam air). Contoh-contoh basa kuat adalah:
- Natrium hidroksida (NaOH)
- Kalium (KOH)
- Barium hidroksida (Ba(OH)2)
- Kalium hidroksida (Ca(OH)2), dan lain-lain.
Contoh-contoh basa lemah adalah:
- Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
- Amonium hidroksida (NH4OF)
- Besi (III) hidroksida (Fe(OH)3), dan lain-lain
Salah satu cara membuat basa adalah dengan mereaksikan oksida logam dengan air.
Contoh.
Na2O + H2O → 2NaOH
CaO + H2O → Ca(OH)2
Fe2O3 + 3H2O → 2Fe(OH)3
Indikator Asam dan Basa
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan suatu indiaktor yaitu zat-zat yang berubah warna jika dimasukan dalam larutan asam atau basa. Indikator dibagi menjadi:
- Indikator alami
Indikator | Perubahan warna | |
Asam | Basa | |
Lakmus | Merah | Biru |
Ekstrak kol merah | Merah | Ungu-kuning |
Kunyit | Kuning | Merah-jingga |
Bunga sepatu | Merah | Hijau |
Bunga mawar | Pink | Hijau |
Bayam merah | Pink | Kuning |
Geranium | Orange | Kuning |
- Indikator yang biasa dipakai di Laboratorium.
Indikator | Trayek pH | Perubahan warna |
Malasit hijau | 0,2 – 1,8 | Kuning –hijau |
Metil jingga | 3,2 – 4,4 | Merah – hijau |
Bromkresol hijau | 3,8 – 5,4 | Kuning – hijau – biru |
Metil merah | 4,8 – 6,0 | Merah – kuning |
Bromtiomol biru | 6,0 – 7,6 | Kuning – hijau – biru |
Kresol merah | 7,0 – 8,8 | Kuning – merah |
Fenolftalein | 8,2 – 10 | Tak berwarna – merah |
Timolftalein | 9,4 – 10,6 | Tidak berwarna – biru |
Alizarin kuning | 10,1 – 12 | Kuning – merah |
- Derajat Keasaman (pH)
Untuk menunjukan derajat keasaman suatu larutan maka didefinisikan istilah pH. Makin besar pH suatu larutan, makin bersifat basa, sebaliknya makin kecil pH larutan, makin bersifat asam.
Asam : 0< pH < 7
Netral : pH = 7
Basa : 7 < pH < 14
Untuk menentukan pH suatu larutan dapat digunakan:
- Indikator
- pH meter
GARAM
Garam dapat terbentuk melalui reaksi antara asam dengan basa. Secara umum persamaan reaksi asam dan basa dapat dituliskan sebagai:
Basa + Asam → Garam + Air
L(OH)b + HaX → LaXb + H2O
HaX = asam
L(OH)b = basa b = jumlah OH dalam basa
LaXb = garam
a = jumlah H dalam asam
b = jumlah OH dalam basa
Selain dihasilkan dari reaksi antara asam dengan basa, garam juga dihasilkan dari reaksi:
- Basa + Oksida Asam → Garam + Air
- Asam + Oksida Basa → Garam + Air
- Okdisa Asam + Oksida Basa → Garam
- Logam + Asam → Garam + Hidrogen (H2)
Karena dalam larutan, garam terurai menjadi ion-ion, maka larutan garam dapat menghantarkan arus listrik (bersifat elektrolit)
Contoh reaksi pembentukan garam:
- NaOH + HCl → NaCl + H2O
- Ca(OH)2 + 2 HBr → CaBr2 + 2H2O